Sabtu, 31 Oktober 2009

Wanita Suka ...apa Anti Quickie ???



Bagi pria, seks kilat jadi satu hal yang sangat menantang, sekaligus mengasyikkan. Lalu, apakah wanita juga berpendapat demikian?

Ada anggapan yang mengatakan, quickie sex, alias seks kilat adalah gaya bercinta para pria sejati. Mereka beranggapan ini adalah cara paling dasar dan primitif dalam melampiaskan libido dengan tujuan mencapai orgasme. Pria manapun di muka bumi ini pasti menyukai gaya bercinta yang satu ini. Cepat, beringas,menggebu-gebu dan panas, itu empat kata yang ada di benak pria untuk mendeskripsikan kedahsyatan quickie sex.

            Sebagai contoh, hubungan seks yang dilakukan secara tergesa-gesa dan sembunyi-sembunyi di toilet umum, lift, ruang meeting kantor (kalau kebetulan si pria dan si wanitanya bekerja dalam satu kantor), atau bahkan di rumah ketika anak-anak belum terlelap tidur. Konon, cara bercinta seperti ini dipercaya mampu melahirkan suatu sensasi kenikmatan tersendiri. Rasa berdebar yang muncul di dada karena takut aksinya kepergok orang, malah dirasakan para  pria tersebut dapat membangkitkan gairah seks yang lain dari biasanya.

            “Waktu melakukan quickie sex, ada satu hasrat liar yang bergelora di dada saya. Alhasil, meski waktunya relatif singkat, orgasme yang saya rasakan malah lebih fantastis ketimbang ketika melakukan hubungan seks yang konvensional.

Dag dig dug, tapi puas,” begitu kata Irvan, seorang bankir yang bersama istrinya pernah ber-quickie sex ria di toilet sebuah kafe.

            

Wanita Butuh Foreplay Panjang?

            Yang kini jadi pertanyaan, apakah wanita juga merasakan sensasi yang sama tentang quickie sex seperti halnya pria? Tak bisa dimungkiri, secara teori
kebanyakan wanita memang selalu memimpikan hubungan seks yang lembut dan romantis dengan foreplay selama mungkin. Berdansa mesra dengan iringan musik Kenny G, berendam berdua di bathtub yang ditaburi mawar merah dan candle light dinner, adalah hal-hal romantis yang memenuhi benak mereka.

Dalam hal ini, terjadi kecendrungan semakin banyak wanita yang menganggap bahwa ‘great sex’ haruslah diawali dengan percumbuan yang teramat sangat lama dan dalam. Artinya, mereka menginginkan waktu yang panjang dalam melakukan adegan percintaan, mulai dari percumbuan hingga berlangsungnya intercourse.
Keinginan ini tentunya sangat bertolak belakang dengan quickie sex yang sangat digandrungi pria. Karena sesuai dengan namanya, foreplay dalam quickie sex
amatlah minim.

Apakah keadaan ini bisa menjadi indikasi bahwa para wanita memang tidak pernah menginginkan quickie sex?

            “Manusia didesain untuk melakukan seks dengan cepat. Kehidupan pada zaman purbakala tidak memungkinkan orang untuk membuang-buang waktu,”
demikian menurut J. Dudley Chapman, M.D., Ph.D.
sebagaimana dikutip dari Majalah Men’s Health, edisi Desember 2001.

            Jadi, wanita manapun sebenarnya siap dan bersedia untuk diajak melakukan quickie sex. Yang jadi persoalan apakah mereka bisa mencapai orgasme lewat cara bercinta serba kilat itu?            

            “Menurut teori yang saya baca, kalau sama-sama menginginkan dan menyadari quickie sex, kedua belah pihak bisa mencapai orgasme, meski kualitasnya mungkin tidak sebaik kalau dicapai lewat hubungan seks yang foreplaynya cukup,” jelas dr. H. Endro Purwoko, Ahli Andrologi dari Klinik Gracia,Jakarta.

            Kuncinya sekali lagi, menurut Endro,  hubungan tersebut haruslah disadari dan diinginkan oleh kedua belah pihak. Bukan karena keterpaksaan, apalagi pemaksaan dari salah satu pihak yang biasanya didominasi oleh kaum pria. Karena dengan adanya kesadaran dan keinginan melakukan quickie sex, masing-masing pihak baik si pria maupun si wanita jadi berusaha mencapai orgasme dengan caranya sendiri-sendiri. Paling tidak, libido yang bergelora di dada bisa menjadi modal kuat bagi mereka untuk mencapai orgasme.

            Meski secara fisik, dalam hal hubungan seks wanita memang lebih mengalami kesulitan mencapai orgasme ketimbang pria. Makanya wanita membutuhkan foreplay lebih lama untuk membangkitkan gairahnya sehingga mereka lebih mudah mencapai orgasme.

Tapi bukan berarti wanita tidak bisa mencapai orgasme dengan cepat. Kenyataannya, menurut menurut Judy Seifer, Ph. D., R.N, Ketua American Association of Sex Educators, Counselors and Therapist, baik pria maupun wanita dapat melakukan masturbasi dan mencapai orgasme dalam satu hingga dua menit. Dalam kaitannya dengan quickie sex, salah satu cara yang bisa dilakukan wanita untuk mencapai orgasme adalah dengan merangsang klitorisnya sendiri menggunakan tangan.
            Namun yang harus diingat, meski pada kenyataannya pasangan Anda siap, bersedia dan bisa mencapai orgasme lewat quickie sex, bukan berarti adegan bercinta seperti ini harus sering-sering dipraktekkan. Menurut dr. Endro Purwoko, gaya bercinta yang romantis dengan foreplay yang cukup dan tanpa tergesa-gesa, tetap harus jadi menu utama yang harus diandalkan. Jadikan quickie sex hanya sebagai selingan yang membuat kehidupan cinta Anda dan pasangan jadi lebih berwarna dan menggairahkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar